Friday, June 15, 2012

Daddy


So, I just had a fight with my dad a few days ago. And it still hurts until now somehow. It feels like thousand knifes stabbed my chest. Rasanya lebih sakit dari jatuh ke jurang.
Sedih, kecewa, marah.
Itulah yang aku rasakan.
Membekas.
Tidak mudah untuk dihilangkan.
Itulah luka yang terbentuk, disini.
Berapa banyak lagi jahitan yang hatiku perlukan untuk menutupi sakitnya?

When I get sad, I usually remember your sacrifices to me, to us. But somehow it doesn't help too. I don't know am I that mad? Am I that disappointed?
Aku kangen masa kecilku, Dad.
Aku kangen waktu Dad "gendong pundji" aku.
Aku kangen waktu kita main pesawat - pesawatan.
Aku kangen waktu aku obsesi jadi make up artist terus aku dandanin Dad.
And yes I know, I'm not your little princess anymore.
I'm growing up.
I need to think about everything as a mature person.
Tidak lagi segampang itu aku mogok makan, lalu masalah selesai.
Tidak lagi segampang itu aku masuk kamar, mengeluarkan semua boneka ku, lalu aku kembali dipeluk dan digendong.
Aku harus mulai berpikir dewasa. Atau apakah aku yang harus mengalah?
Aku tidak tau.
Yang aku butuhkan hanyalah waktu. Untuk membersihkan luka - luka ini, menjahit lubang - lubang di hatiku, dan menjadi "little princess" Daddyku lagi.

No comments:

Post a Comment